Senin, 14 November 2011

Mencetak Pencopet yang Berpendidikan

Judul Film  :  Alangkah Lucunya (Negeri Ini)        
Sutradara  :  Deddy Mizwar
Tahun         :  2010
Pemain     :   Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Raharjo, Jaja Miharja, Ratu Tika Bravani, Asrul Dahlan, Tio Pakusadewo

Film garapan sutradara berpengalaman, Deddy Mizwar, yang berjudul “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)” begitu sarat makna. Film ini mengangkat keadaan masyarakat Indonesia saat ini yang begitu lekat dengan masalah pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik. Diawali dengan permasalahan sang tokoh utama, Muluk, yang diperankan oleh Reza Rahadian yang telah 2 tahun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan meskipun ia telah bergelar Sarjana Management. Sedangkan sang ayah, Haji Makbul, yang diperankan oleh Deddy Mizwar terus mempertanyakan status Muluk yang belum memiliki pekerjaan tersebut.

Muluk tidak berputus asa, ia terus mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan gelarnya. Kemudian, suatu hari ia bertemu dengan seorang pencopet cilik di pasar, Komet. Pertemuan Muluk dan Komet kala itu mengantarkan Muluk  mengenal Jarot, pimpinan para pencopet cilik, yang diperankan oleh Tio Pakusadewo. Muluk pun menawarkan jasa untuk mengelola keuangan dan mendidik para pencopet terkoordinasi tersebut dengan  imbalan 10% hasil dari mencopet.


Haji Makbul sangat senang mengetahui bahwa anaknya bekeja sebagai Pengembang Sumber Daya Manusia sesuai dengan pernyataan Muluk kepadanya. Ia tak perlu malu lagi untuk menjodohkan Muluk dengan Rahma, anak Jaja Miharja. Apalagi setelah bekerja, Muluk sudah bisa membeli sepeda motor pribadi.

Dalam mencetak pencopet berpendidikan sesuai dengan yang diinginkannya, Muluk tidak sendiri. Ia juga dibantu oleh kedua rekannya, yaitu Samsul yang diperankan oleh Asrul Dahlan dan Pipit yang diperankan oleh Ratu Tika Bravani. Samsul adalah  pemuda desa yang bergelar Sarjana Pendidkan  namun tidak berkerja dan hanya bermain kartu di gardu Poskamling. Sedangkan Pipit adalah anak Pak Haji, diperankan oleh Slamet Raharjo, yang setiap hari hanya mengikuti kuis via telepon dan mengirim undian berhadiah. Samsul bertugas untuk mengajari para pencopet cilik tersebut membaca dan menulis serta ilmu Pancasila. Dan Pipit mengajari salat dan ilmu agama lainnya.

Film ini mencoba menyentil para koruptor yang aman dibalik tindakan kriminalnya karena mereka berpendidikan, sedangkan pencopet yang notabene tidak punya latar belakakang pendidikan yang jelas dinilai melakukan tindakan kriminal yang jauh lebih buruk daripada seorang koruptor kelas teri sekalipun. Disini, sang sutradara secara langsung maupun tidak langsung juga mempertanyakan seberapa pentingkah pendidikan itu dan  siapakah sebenarnya orang yang berpendidikan itu sendiri. Dengan sedikit komedi, kemasan film ini tidak membuat kita sebagai penonton merasa bosan meskipun didalamnya terdapat pesan moral yang dalam.

2 komentar:

Akhmad Sudaryono mengatakan...

wahahahahhaha
Aq malah udah liat nih Film
pass SMA kelas 3

Seruu sih
Film nya menceritakan bahwa nyopet juga ada strateginya :)

dan dalam filn ini juga pencopet bisa diubah menjadi orang yang baik dengan tidak mencopet lagi melainkan menjadi pedagang asongan :)


NICE POST :)
GOOD LUCK

Emilia Yulisita mengatakan...

wahh, aku baru aja nonton, hehee :D

iyaa, tapi di film ini koruptor ga diubah jadi pedaganga asongan juga biar ga korup lagi :p

Thanks for comment :)