Selasa, 22 November 2011

PR-PR Kepala Negara

             Indonesia, negeri dengan sejuta keindahan. Keindahan laut dengan jutaan ragam biota lautnya. Keindahan hamparan daratan yang menghijau dibalik barisan bukit dan deretan gunung. Dan dibalik semua keindahan karunia Tuhan tersebut, terdapat pula jutaan permasalahan yang menunggu untuk segera dibenahi. Itulah Pekerjaan Rumah alias PR bagi seorang kepala negara yang harus segera diselesaikan.


      Layaknya siswa yang memiliki PR sebagai tugas yang diamanahkan guru, tak beda jauh pula dengan presiden yang mengemban tugas yang telah diamanahkan rakyat.
Apabila saya diamanahi PR-PR tersebut, PR pertama yang akan saya selesaikan adalah tentang pendidikan. Dimana pendidikan itu sendiri merupakan sendi kehidupan. Saya akan meminta menteri pendidikan dalam kabinet saya untuk membuat kurikulum yang tidak memberatkan siswa, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Misalnya saja untuk anak SD, materi pelajarannya dibuat lebih menarik dengan cara disajikan dalam bentuk permainan. Tidak seperti selama ini, dimana anak SD pun sudah diajak berpikir keras hingga melupakan masa kanak-kanak mereka, masa-masa bermain. Saya juga menginginkan adanya keseimbangan antara teori dan praktek anak SMA. Selama ini SMA dianggap lebih mengacu kepada materi dan sedikit praktek, dari sini saya ingin anak SMA juga punya softskill sama seperti anak SMK. Selain itu, saya juga ingin membuka sekolah resmi khusus anak terlantar yang setara dengan sekolah-sekolah negeri. Dan yang paling penting, mengusakan pendidikan gratis atau menekan biaya pendidikan agar semua kalangan dapat merasakan nikmatnya mengecap ilmu serta memastikan bahwa semua yang memiliki hak untuk mengenyam pendidikan mendapatkan haknya walaupun mereka tinggal di tempat terpencil sekalipun. Dengan demikian, diharapkan seluruh rakyat Indonesia mendapat pendidikan yang layak, sehingga berpendidikan dan bermoral serta bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

       Lalu, PR kedua saya yang akan coba saya selesaikan adalah tentang kesejahteraan masyarakat. Memberikan pinjaman modal yang sesuai dengan bunga yang ringan agar mereka-mereka yang kurang berkesempatan mendapatkan lowongan pekerjaan dapat menciptakan lowongan pekerjaannya sendiri, dengan kata lain berani membuat perusahaan sendiri dan tidak tergantung dengan lowongan pekerjaan yang disediakan negara. Dengan begitu, diharapkan mereka yang telah mengenyam pendidikan dapat menyalurkan ilmunya, setidaknya hidup mandiri dengan tidak membebani negara dengan predikat pengangguran serta diharapkan pula jarak batas antara si kaya dan si miskin menipis.

     Kemudian, dengan diatasinya PR kedua saya, saya berharap dapat juga mengerjakan PR yang ketiga, yaitu masalah kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Dimana seperti yang kita lihat sekarang ini, masyarakat cenderung mengesampingkan tanggungjawabnya untuk turut menjaga lingkungan. Setidaknya memanfaatkan kehadiran tempat sampah, dengan kata lain tidak membiarkan ceceran sampah pada tempat yang seharusnya bersih.

Sungai Citarum
Misalnya saja, pengalihfungsian sungai menjadi tempat sampah raksasa. Hal ini bisa dilihat dengan didudukinya urutan teratas oleh Sungai Citarum sebagi sungai terkotor di dunia. Ini bukanlah prestasi, melainkan menghancurkan reputasi. Dari sini saya ingin membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mencintai lingkungan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan secara intensif mulai dari desa hingga ke kota besar. Diharapkan dengan dilaksanakannya program ini, masyarakat akan tumbuh kesadarannya secara bertahap terhadap lingkungan.

         Jika saya menjadi presiden, mungkin ketiga hal diataslah yang akan saya benahi terlebih dahulu sebelum menyentuh PR-PR kepala negara Indonesia yang lainnya. Meskipun kenyataanya kecil sekali untuk menduduki posisi itu, setidaknya saya menginginkan adanya perubahan positif pada negeri sejuta keindahan ini, Indonesia, tanah air tercinta.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

At least, be a president for yourself :)

Emilia Yulisita mengatakan...

wah, iyaa betul..
ngurus diri sendiri aja masih kelimpungaan, apalgi diberi tanggungjawab yg sebesar itu pulaa...
:)

MasGhor mengatakan...

Jadi inget kata rektorku :p

"ketika sekelompok kecil orang2 kecil di tempat terpencil melakukan hal2 kecil, walau sdikit, wajah dunia pasti akan berubah"

Best method to change the world is starting everything from our-selves :D

Emilia Yulisita mengatakan...

weee, kata-kata sang rektor begtu ternginangngiang yah bray :D

tapi emang betul bgt, kalo ga mulai dari diri sendiri, giman bisa ngasi conto buat orang lain :)

Akhmad Sudaryono mengatakan...

wah banyak banget tuh sampahnya :)

Mana petugas kebersihannya :)

Semua kembali pada pemerintah yang kurang tegas dalam melakukan semuanya :)


DAN Dibutuhkan kekreatifan Masayarakat dalam menangani masalah ini
Misalkan proyek PKMq : Yaitu membuat kanal remote kontrol untuk membersihkan samapah ini :)

Little Things mengatakan...

aku sukaaa ^^

Emilia Yulisita mengatakan...

@loving rainbow : suka sama siapa ?
:D